LPIA menerapkan
metode pengajaran FAIES
(First Aid In English System) yang kemudian menjadi NEW FAIES. FAIES, pertama
kali dibuat oleh Bapak Drs. HM. Ali Badarudin SH.
14 tahun lalu, telah berubah sesuai
dengan metode pengajaran bahasa Inggris baru. Metode
itu meliputi pendekatan komunikatif, langsung, oral, dan aural. Pada dasarnya siswa
dibentuk untuk mahir berbahasa dengan belajar obyek langsung tanpa perlu terjemahan.
Guru menggunakan tata- bahasa benar dengan
menekankan pada tinggi rendahnya suara, intonasi, pengucapan kata, untuk membuat siswa
mampu menggunakan bahasa Inggris pada situasi sehari-hari.
Konsepnya
FAIES terimplementasi dalam 4 teknik:
1.
Directional
Approach
2.
Functional
Approach
3.
Situational
Approach
4.
Drilling
Technique
1. Directional Approach:
adalah sebuah metode dimana guru mengajarkan suatu
materi dengan memberikan obyek nyata atau contoh, sekaligus pelafalannya, juga
bahasa tubuh. Diharapkan dengan ini siswa tidak menghapal ,ateri melainkan
mengerti tentang materi yang diberikan dan ke depannya siswa pasti akan mangingat
materi tersebut bukan sebagai rumusan kata-kata melainkan sebuah pemahaman yang
berhubungan dengan contoh.
Misalnya untuk menjelaskan tentang sapi maka guru dapat
melakukan tiga hal berikut:
-
Menggambar sapi
tersebut
-
Menirukan
suara sapi
- Membahasakan dalam gerak apa yang special dari
sapi, misalnya: susu. Lalu membuat
gerakan meminum susu.
gerakan meminum susu.
Secara langsung siswa akan beriteraksi dengan guru
tanpa merasa malu atau takut melakukan kesalahan.
2. Functional Approach:
adalah sebuah metode dimana guru mengajar struktur bahasa tanpa menggunakan formula melainkan menggunakan banyak contoh-contoh kalimat yang sesuai dengan struktur bahasa terkait.
Sebagai contoh:
Struktur : Present tense
Formula 1 : Subject + Verb1
Maka proses pembelajarannya adalah guru memberikan contoh-contoh kalimatnya diikuti oleh murid-murid.
Contoh : I wear uniform everyday.
I teach English at LPIA Cikarang Sentra.
He rides bicycle to school everyday.
Dengan contoh dari guru, siswa termotivasi untuk menggunakan struktur ini untuk berkomunikasi dengan yang lain.
Sebagai contoh:
Struktur : Present tense
Formula 1 : Subject + Verb1
Maka proses pembelajarannya adalah guru memberikan contoh-contoh kalimatnya diikuti oleh murid-murid.
Contoh : I wear uniform everyday.
I teach English at LPIA Cikarang Sentra.
He rides bicycle to school everyday.
Dengan contoh dari guru, siswa termotivasi untuk menggunakan struktur ini untuk berkomunikasi dengan yang lain.
3.
Situational Approach:
metode ini untuk menunjang metode sebelumnya. Kita semua tahu bahwa sebagian besar orang, terutama anak-anak, sulit untuk mempelajari konsep, karena itu sangat dibutuhkan situasi yang nyata yang ada di sekitar kita untuk mempelajari konsep tersebut. Sebagai gambaran begini: untuk belajar perkalian, daripada menghitung luas lapangan sepakbola, yang tidak ada di sini, lebih baik menghitung luas kelas yang kita tempati. Atau: daripada menghitung 1 + 1 = 2, lebih baik menghitung kursi dan meja yang ada di kelas. Ini berarti kita menempatkan bahasa Inggris sangat dekat dengan dunia nyata yang ada di sekitar kita. Dengan demikian siswa akan mempunyai kemauan yang tinggi untuk berbicara dalam bahasa Inggris karena yang dia bicarakan adalah situasi hidupnya.
4.
Drilling Technique:
Orang bijak berkata: practice makes perfect, dan kita pasti setuju dengan kata-kata bijak itu. Metode inilah yang menyempurnakan metode FAIES, supaya apa yang dipelajari mengendap dalam diri. Metode pengulangan dilakukan di awal pembelajaran (review), di tengah (pengulangan contoh-contoh) dan di akhir (latihan). Dengan demikian siswa didorong untuk mengingat apa yang dipelajari, dicontohkan, disituasikan dalam kelas dan mempraktekkannya dalam percakapan sehari-hari.
Seluruh teknik pembelajaran ini bukanlah suatu tahapan ataupun langkah yang terpisah melainkan satu kesatuan metode yang dilakukan dalam suatu strategi pembelajaran.
Selamat berkarya.
Selamat berkarya.
No comments:
Post a Comment